Banyak orang yang merasa malu dan tidak bangga menjadi
bangsa Indonesia. Kondisi perekonomian dan tingkah laku elit dan politisi yang
seringkali membuat ulah negatif terkadang membuat orang minder mengaku sebagai
rakyat Indonesia.
Kita tidak bisa menutup mata dengan kenyataan yang terjadi.
Namun kita masih memiliki harapan bahwa ternyata ada rasa kebanggaan jika kita
melihat para ilmuwan Indonesia yang menunjukan kehebatan mereka dan berkiprah
di luar negeri.
Seandainya negara kita bisa memberikan suatu penghargaan
atau apresiasi atas jerih payah yang telah mereka lakukan. Mereka adalah aset
bangsa yang berkarya dan mengharumkan nama Indonesia di dunia.
Namun, tetap saja, seharusnya bangsa ini memberi wadah dan
apresiasi bagi mereka sehingga mereka bisa dan mau berkarya di negeri sendiri
untuk membangun negeri dan membuat mata dunia terperangah.
Berikut ini “Penemuan Jenius Dan Berpengaruh Karya Anak
Indonesia yang Sukses di Luar Negeri”.
1. Prof Dr. Ing BJ Habibie – Pemegang 46 Paten di bidang
Aeronautika
siapa yang tak kenal dengan bapak presiden Ke 3 Prof Dr. Ing
BJ Habibie, lahir tanggal 25 Juni 1936 di Parepare, Sulawesi Selatan Indonesia.
Anak ke empat dari delapan bersaudara dari pasangan Alwi Abdul Jalil Habibie
dan R.A. Tuti Marini Puspowardoyo. Dia hanya satu tahun kuliah di Institut
Teknologi Bandung (ITB) karena pada tahun 1955 dia dikirim oleh ibunya belajar
di Rheinisch Westfalische Technische Honuchscule, Aschen Jerman.
Setelah menyelesaikan kuliahnya dengan tekun selama lima
tahun, B.J. Habibie memperoleh gelar Insinyur Diploma dengan predikat Cum Laude
di Fakultas Teknik Mekanik Bidang Desain dan Konstruksi Pesawat Udara. Pemuda
Habibie adalah seorang muslim yang sangat alim yang selalu berpuasa Senin dan
Kamis. Kejeniusannya membawanya memperoleh Gelar Doktor Insinyiur di Fakultas
Teknik Mekanik Bidang Desain dan Konstruksi Pesawat Udara dengan predikat Cum
Laude tahun 1965.
B.J. Habibie memulai kariernya di Jerman sebagai Kepala
Riset dan Pembangunan Analisa Struktur Hamburger Flugzeugbau Gmbh, Hamburg
Jerman (1965-1969). Kepala Metode dan Teknologi Divisi Pesawat Terbang
Komersial dan Militer MBB Gmbh, Hamburg dan Munchen (1969-1973). Wakil Presiden
dan Direktur Teknologi MBB Gmbh Hambur dan Munchen (1973-1978), penasehat
teknologi senior untuk Direktur MBB bidang luar negeri (1978). Pada tahun 1977
dia menyampaikan orasi jabatan guru besarnya tentang konstruksi pesawat terbang
di ITB Bandung.
Tergugah untuk melayani pembangunan bangsa, tahun 1974 B.J.
Habibie kembali ke tanah air, ketika Presiden Soeharto memintanya untuk
kembali. Dia memulai kariernya di tanah air sebagai Penasehat Pemerintah
Indonesia pada bidang teknologi tinggi dan teknologi pesawat terbang yang
langsung direspon oleh Presiden Republik Indonesia (1974-1978). Pada tahun 1978
dia diangkat sebagai Menteri Negara Riset dan Teknologi merangkap sebagai
kepala BPPT. Dia memegang jabatan ini selama lima kali berturut-turut dalam
kabinet pembangunan hingga tahun 1998.
2. Profesor Dr. Ken Kawan Soetanto - Peraih Empat Gelar
Doktor dan Juga Peraih 31 Paten di Jepang
Prestasi membanggakan ditorehkan Profesor Dr. Ken Kawan
Soetanto. Pria kelahiran Surabaya ini berhasil menggondol gelar profesor dan
empat doktor dari sejumlah universitas di Jepang. Lebih hebatnya, puncak
penghargaan akademis itu dicapainya pada usia 37 tahun.
Waseda University telah menganugerahkan 81 gelar kehormatan
bagi pemimpin negara, mulai mantan PM India Jawaharlal Nehru (1957) hingga
mantan PM Singapura Lee Kuan Yew (2003). Dari Indonesia, Ketua DPD Ginandjar
Kartasasmita juga pernah belajar di sini.
Kehadiran Soetanto tak begitu menyita perhatian publik.
Maklum, wakil dekan Waseda University tersebut hanya "sebentar"
memberikan ceramah populernya di hadapan ratusan mahasiswa dan civitas
academica President University. Dia tak sempat berbagi keilmuan dengan sesama
akademisi seperti UI, UGM, ITB, dan Unair. Sebuah kesempatan yang agak
disesalkan bagi orang dengan kemampuan akademik sekaliber Soetanto.
3. JOHNY SETIAWAN, Ph.D - Penemu Planet Pertama dan Bintang
Muda
Johny merupakan warga Indonesia yang tinggal di Kota
Heidelberg, Jerman. Sebagai seorang astronom yang sedang melakukan riset post
doctoral, pria kelahiran 16 Agustus 1974 di Jakarta itu mengaku telah memiliki
ketertarikan tentang perbintangan sejak kecil. Alumnus SD St.Fransiskus I dan
SMP Immaculata, Marsudirini, itu kemudian melanjutkan pendidikan di SMA Fons
Vitae I, Marsudirini, Jakarta.
Setamat SMA, pada 1992–1993,Johny mengenyam pendidikan
pra-universitas di Studienkolleg Heidelberg,Jerman. Johny kemudian mempelajari
Fisika di Albert-Ludwigs-Universitat, Freiburg, Jerman, dan mengambil Master di
Kiepenheuer-Institute for Solar Physics, Freiburg. Disertasinya di
Kiepenheuer-Institute for Solar Physics, Freiburg, berjudul Radial velocity variation
of G and K Giants.
”Ini merupakan penemuan paling luar biasa dan spektakuler
dalam studi planet-planet di luar tata surya. Untuk pertama kali, kita telah
menemukan langsung bahwa planet-planet terbentuk dalam lingkaran cakram.
Penemuan TW Hydrae b membuka jalan untuk mengaitkan evaluasi lingkaran cakram
dengan proses pembentukan dan migrasi planet,” papar Thomas Henning, direktur
Planet and Star Formation Department di MPIA.
4. Yuli Purwanto, Berkelebat Menebar Silat
Di negeri orang, ia menebarkan bela diri tradisional Indonesia
itu dengan kegigihannya sendiri.
Bertopeng kingkong, Yuli Purwanto, 47 tahun, tangkas
memainkan beberapa jurus pencak silat di panggung. Gerakannya lincah. Kadang
terlihat lentur meliuk, acap kali berkelebat cepat. Diiringi iringan kendang
nan rancak, penampilan pria yang akrab dipanggil Ipung ini memang memikat. Di
puncak aksinya, Ipung kemudian menyurukkan wajahnya ke selembar batik yang
dihamparkan di panggung, topengnya dilepas, lalu tampillah wajah aslinya dengan
kain batik yang dibikinnya menjadi udheng.
Gerakan pencak silat Ipung itu bisa dinikmati pemirsa di
mana pun lewat situs YouTube. Dari situs ini pula wawancara Ipung dalam bahasa
Jepang dengan televisi pemerintah nasional Jepang, NHK, bisa diakses. Di
tayangan ini Ipung menjawab segala hal soal silat. Jangan heran jika Ipung
membicarakan silat dalam bahasa Jepang. Dia, bersama Soesilo Soedarmadji dari
perguruan Perisai Diri dan Djaja dari Panglipur, adalah penyebar seni bela diri
tradisional Indonesia itu di Jepang 13 tahun lalu. Ini tentu menjadi
petualangan menarik bagi ketiganya. Maklum, negeri itu sudah punya tradisi bela
diri sendiri yang berusia panjang, yakni karate, judo, kendo, aikido dan
ju-jitsu.
Tantangan lain adalah adanya persoalan bahasa dan budaya
yang berbeda. Tapi ketiga pendekar itu tak putus asa, apalagi dukungan moril
dari Ikatan Pencak Silat Indonesia cukup kuat. Ini masih ditambah adanya
dukungan dana dari Bimantara pada tiga tahun pertama. “Setelah itu, bergantung
pada iuran peserta,” kata Ipung. Penyebaran pencak silat di Jepang dimulai dari
masyarakat Indonesia, sekolah-sekolah Indonesia, dan karyawan Departemen Luar
Negeri. Penyebaran ke khalayak banyak dan penggemar bela diri dilakukan dengan
cara memperbanyak pergelaran. Pergelaran-pergelaran itu rupanya cukup ampuh.
5. Kendro Hendra – Pencipta Setting Wizard di Nokia
Kendro Hendra, pria kelahiran Palembang, 31 Desember 1955,
orang Indonesia yang mampu menciptakan aplikasi peranti bergerak yang
memungkinkan sebuah ponsel lebih bermakna dan bergaya. Sarjana Ilmu Komputer
dari University of Manitoba, Kanada, ini telah mencipta puluhan aplikasi
peranti lunak untuk membuat ponsel memiliki kelebihan.
Jika sulit membayangkan aplikasi peranti lunak, bayangkan
seseorang yang menciptakan permainan (games) yang ditanamkan pada ponsel.
Ponsel itu pun akan memiliki fitur lebih dibandingkan ponsel lainnya.
Apa yang Kendro ciptakan bukan sekadar dolanan, tetapi
sebuah aplikasi yang memungkinkan ponsel memiliki tingkat keamanan tinggi,
meski dicuri orang. Mungkin harga sebuah Nokia communicator sebagai devices
“tidak seberapa” dibandingkan data-data yang tersimpan di dalamnya, entah teks,
foto, atau video. Jika data rahasia turut lenyap seiring hilangnya ponsel, maka
celakalah. Kendro menciptakan hal-hal kecil yang tidak banyak dipikirkan orang,
tetapi bermanfaat bagi banyak orang.
“Salah satu peranti yang saya ciptakan untuk menyelamatkan
data yang hilang itu bernama AirGuard, yang sudah ditanamkan di ponsel
communicator Nokia. Saya bisa menghubungi pencuri telepon, meski dia sudah
mengganti simcard-nya dengan nomor lain,” kata Kendro saat ditemui di arena
Nokia World 2007 di Amsterdam, Belanda, 5 Desember lalu. Sebagai mitra, Kendro
yang membangun perusahaan InTouch itu hadir atas undangan Nokia.
InTouch adalah satu dari sedikit perusahaan komunikasi dan
informasi Indonesia dengan reputasi internasional. Kantor pemasaran perusahaan
yang didirikan tahun 1996 itu berada di Singapura. Di Indonesia, InTouch
mempekerjakan sekitar 60 karyawan yang setiap hari berkutat menciptakan peranti
lunak.
Lisensi peranti lunak yang memiliki kata depan “Air” selain
AirGuard tersebut antara lain AirAlbum, AirFax, AirRadio, dan AirVouchers.
Tetapi, aplikasi paling luas dan banyak digunakan adalah SettingsWizard dan S80-DataMover
yang dilisensi Nokia secara global untuk dimasukkan dalam setiap ponsel Symbian
S60 Nokia. Kini, temuan Kendro itu diterjemahkan ke dalam 127 bahasa.
SettingsWizard adalah peranti lunak yang ditanamkan di
ponsel Nokia, di mana saat pemilik ponsel memasukkan simcard dari operator
seluler mana pun, ponsel itu otomatis bisa men-setting sendiri, baik SMS, MMS,
e-mail, maupun GPRS, sehingga tidak harus diketik ulang. Demikian juga
S80-DataMover yang memungkinkan pemindahan data secara otomatis dari satu
ponsel ke ponsel lain atau dari satu communicator ke communicator lain, juga
tanpa harus mengetik ulang.
6. Joe-Hin Tjio – Sang Penemu 23 Kromosom
Siapa sangka seorang ilmuwan dari Indonesia ternyata
berperan penting dalam perkembangan bioteknologi khususnya genetika. Dia
bersama koleganyalah yang menemukan dan memastikan bahwa kromosom manusia
berjumlah 23 pasang, padahal sebelumnya para ilmuwan meyakini bahwa jumlah
kromosom manusia adalah 24.
Kisahnya bermula tahun 1921, ada 3 orang yang datang kepada
Theophilus Painter meminta untuk dikebiri. Dua pria kulit hitam dan seorang
pria kulit putih itu merelakan ’senjata’ mereka dicopot berdasarkan kepercayaan
yang mereka anut. Painter yang orang Texas ini lantas mengamati isi testis
ketiga orang tadi, dia sayat tipis-tipis, lalu diproses dengan larutan kimia,
dan dia amati di bawah mikroskop. Ternyata ia melihat ada serabut-serabut kusut
yang merupakan kromosom tak berpasangan pada sel testis. Hitungan dia saat itu
ada 24 kromosom. Dia sangat yakin, ada 24.
‘Keyakinan’ ini dikuatkan oleh ilmuwan lain yang mengamati
dengan cara berbeda, mereka pun mendapat hasil yang sama, 24 kromosom. Bahkan
hingga 30 tahun ‘keyakinan’ ini bertahan. Begitu yakinnya para ilmuwan akan
hitungan ini sampai-sampai ada sekelompok ilmuwan meninggalkan penelitian
mereka tentang sel hati manusia karena mereka tidak menemukan kromosom ‘ke-24′
dalam sel tersebut, mereka ‘hanya’ menemukan 23 saja. Ilmuwan lain berhasil
memisah-misahkan kromosom manusia dan menghitungnya, jumlahnya? Tetap 24
pasang.
Barulah 34 tahun setelah ‘tragedi’ pengebirian oleh Painter,
ilmuwan menemukan cara untuk memastikan bahwa jumlah kromosom manusia hanya ada
23, bukan 24. Adalah Joe-Hin Tjio yang bermitra dengan Albert Levan di Spanyol
menemukan teknik yang lebih baik untuk mendapatkan jumlah 23 pasang kromosom
manusia. Bahkan ketika mereka menghitung ulang gambar eksperimen terdahulu yang
menyebutkan bahwa jumlahnya ada 24, mereka mendapati hanya ada 23. Benar-benar
aneh, mata siapa yang bisa error begini?
Dan memang kenyataan bahwa manusia hanya memiliki 23 pasang
kromosom dianggap aneh dan mengejutkan. Pasalnya, simpanse, orang utan dan
gorila, yang kandungan genetiknya mirip dengan manusia memiliki 24 pasang
kromosom. Jadi kromosom manusia ini lain daripada bangsa ungka (ape) yang lain.
Dan usut punya usut, ternyata ada dua kromosom pada gorila yang jika
digabungkan ukurannya akan mirip dengan kromosom 2 pada manusia. Sungguh ajaib
memang, perbedaan yang ‘kecil’ ini ditambah sedikit keragaman antara gen-gen
manusia dan gorila, membuat ‘penampakan’ keduanya jauh berbeda.
Oh ya, kembali ke sang penemu 23 pasang kromosom pada
manusia, salah satunya, yaitu Joe-Hin Tjio, adalah orang Indonesia.
7. Yanuar Nugroho
Tahun 2009 lalu, seorang putra Indonesia menyedot perhatian
dunia akademik di Inggris . Namanya Yanuar Nugroho, pengajar di Institut Kajian
Inovasi ata Manchester Institution of Innovation Research dan Pusat Informatika
Pembangunan Universitas Manchester. Yanuar meraih penghargaan sebagai dosen terbaik
2009 dan hebatnya ia adalah satu-satunya orang Indonesia yang jadi dosen di
Inggris.
Menurut Yanuar, Desember tahun lalu, kriteria utama
penilaian penghargaan tersebut adalah sumbangan akademik lewat penelitian,
tulisan, seminar, kuliah dan konferensi. Selama dua tahun terakhir ini, ia
terlibat pada lebih dari 15 penelitian yang didanai oleh Uni Eropa, Dewan Riset
Inggris, Dewan Riset Eropa, serta Departemen Industri dan Perdagangan Inggris.
Selain mempublikasikan tulisannya di berbagai jurnal internasional,
presentasi di konferensi kelas dunia, dan menjadi dosen tamu di beberapa
universitas termasyhur, seperti Oxford dan Cambridge. Nugroho adalah alumnus
Teknik Industri ITB tahun 1994. Ia mendapatkan gelar PhD-nya dari Universitas
Manchester dalam waktu kurang dari tiga tahun pada 2007, dan menyelesaikan
post-doctoral pada 2008. Sejak Agustus 2008, Nugroho menjadi staf penuh di
Universitas Manchester.
8. Prof. Dr. Khoirul Anwar, Penemu sistem telekomunikasi 4G
berbasis OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplexing).
Prof. Dr. Khoirul Anwar pemilik paten di Jepang atas sistem
telekomunikasi 4G berbasis OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplexing)
yang kini bekerja di Nara Institute of Science and Technology, Jepang. Dia
mengurangi daya transmisi pada orthogonal frequency division multiplexing.
Hasilnya, kecepatan data yang dikirim bukan menurun seperti lazimnya, melainkan
malah meningkat. Hasil penelitiannya tersebut mampu menurunkan power sampai
5dB=100 ribu kali lebih kecil dari yang diperlukan sebelumnya.
Tahun 2006 ia juga menemukan cara mengurangi daya transmisi
pada sistem multicarrier seperti Orthogonal frequency-division multiplexing
(OFDM) dan Multi-carrier code division multiple access (MC-CDMA), yaitu dengan
memperkenalkan spreading code menggunakan Fast Fourier Transform sehingga
kompleksitasnya menjadi sangat rendah sehingga bisa mengurangi fluktuasi daya.
Teknik ini kemudian dipakai oleh perusahaan satelit Jepang.
Saat ini, Prof. Khoirul tinggal bersama isteri dan 3
putranya di Nomi, Ishikawa. Ke-3 anaknya memenuhi formula deret aritmatika
dengan beda 1.5 tahun. Sukses di negeri orang tak membuatnya lupa dengan tanah
kelahiran. Suatu saat ia akan pulang ke Indonesia setelah meraih banyak ilmu di
luar negeri.
9.Dr. Yogi Ahmad Erlangga, Penemu rumus matematika
berdasarkan persamaan Herlmholtz guna pencarian sumber minyak bumi.
Yogi Ahmad Erlangga seorang ilmuwan muda Indonesia meraih gelar
doktor dari Universitas Teknologi Delft, Belanda pada usia yang terbilang muda,
31 tahun. Dia sangat mencintai matematika. Di negeri kincir angin itu, dia
dinobatkan sebagai doktor matematika terapan. Dan matematika itulah yang
melambungkan Yogi Erlangga ke perusahaan minyak raksasa dunia. Rumus matematika
yang dikembangkannya membuat ribuan insinyur minyak bisa bekerja cepat. Akurasi
tinggi.
Yogi berhasil memecahkan rumus matematika berdasarkan
“Persamaan Helmholtz”. Keberhasilan Yogi tersebut merupakan tonggak penting
bagi ilmu pengetahuan dan pengembangan teknologi. Hasil temuannya dapat
diterapkan dalam sejumlah bidang. Salah satunya untuk mempercepat pencarian
sumber-sumber minyak bumi. Ia mampu memecahkan Persamaan Helmholtz yang rumit,
setelah mendalaminya selama 4 tahun.
Dengan riset yang menghabiskan dana hampir Rp. 6 milyar itu,
ia berhasil mengembangkan metode perhitungan lebih cepat. Penelitian Yogi
adalah murni Matematika. Dia berhasil mengembangkan suatu metode kalkulasi,
yang memungkinkan sistem komputer untuk menyelesaikan ekuasi krusial secara
lebih cepat. Padahal, persamaan krusial itu sulit diatasi oleh sistem komputer
yang dipakai perusahaan-perusahaan minyak. Penelitian Yogi itu didasarkan pada
“Ekuasi Helhmholtz”.
Menurut Yogi, Shell selama ini harus menggunakan rumus
Helmholtz berkali-kali. Bahkan, kadang-kadang harus ribuan kali untuk survei
hanya di satu daerah saja. Itu sangat mahal dari sisi biaya, waktu dan
hardware. Yogi punya persamaan matematika dalam bentuk diferensial. Yang
dilakukan Yogi untuk memecahkan rumus Helmholtz itu adalah mengubah persamaan
ini menjadi persamaan linear aljabar biasa. Begitu didapatkan, maka ia pecahkan
dengan metode direct atau literasi.
Rumus matematika temuan Yogi itu juga dipakai untuk teknologi
keping Blue-Ray. Keping itu bisa memuat data komputer dalam jumlah yang jauh
lebih besar. Rumus itu juga mempermudah cara kerja radar di dunia penerbangan.
10. Dr. Eng. Eniya Listiani Dewi, Penemu Membran Sel Bahan
Bakar
Dr. Eng. Eniya Listiani Dewi, seorang peneliti madya pada
Pusat Teknologi Material, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
Doctor of Engineering lulusan dari Waseda University Tokyo Jepang ini memilih
bidang Kimia Terapan, dan mendalami studi tentang polimer dan katalis untuk
fuel cell. Pada tahun 2003 ia mendapat penghargaan Mizuno Award, dan Koukenkai
Award dari universitasnya berkat hasil temuannya berupa katalis fuel cell baru
yang menggunakan unsur Vanadium.
Fuel cell adalah sel elektrokimia semacam baterai atau aki,
yang dapat mengkonversi sumber bahan bakar (bisa berupa hidrogen atau
hidrokarbon) menjadi listrik arus searah (DC). Fuel cell bisa digunakan
menyuplai listrik rumah tangga, mobil, motor, dan lain-lain. Hasil temuan Dr.
Eniya Dewi yang mutahir adalah sebuah produk membran polimer untuk fuel cell
yang lebih efisien dari membran yang tersedia di pasaran. Produk membran itu
dia namakan ThamriON.
Produk itu memiliki efisiensi lebih baik, karena mampu
mengurangi kebocoran hingga 50%. Dari sisi harga, ThamriON jauh lebih bersaing.
Bila membran Nafion keluaran DuPont dijual sekitar US$.1,000 atau sekitar Rp.9
juta per meter persegi, ThamriOn hanya seharga Rp.2000 per meter persegi. Nama
ThamriON sendiri merupakan gabungan dari kata ‘Thamrin’ dan ‘Ion’, dipilih
untuk mengabadikan alamat kantor Dewi, Gedung BPPT yang terletak di Jl. MH
Thamrin Jakarta Pusat.
Pada tahun 2009 metode penambahan nanopartikel itu berhasil
meraih penghargaan Asia Excellence Award dari The Society of Polymer Science
Japan (SPSJ). Tahun berikutnya, ThamriON dipatenkan dan berhasil meraih
penghargaan Inovasi HKI 2010 Award dari Direktorat Jendral HKI.